Judul Buku : Industri Minyak Balikpapan Dalam Dinamika Kepentingan Sejak Pendirian Hingga Proses Nasionalisasi
Tebal Buku : XX + 163 Halaman
Ukuran : 14 Cm X 21 Cm
Penerbit : UM Press
Pengarang : AKhmad Ryan Pratama
Editor : La Ode Rabani, M.Hum
Pengantar : Dr. Purnawan Basundoro
Supported by PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan
Sinopsis :
Minyak bumi menjadi benda yang saat ini paling dicari, karena keberadaannya terkait erat dengan mobilitas manusia. Sejak kendaraan bermotor menggantikan alat transportasi hewan, minyak bumi seolah-olah tidak bisa dipisahkan dengan keseharian manusia. Kedudukan kritis minyak bumi dalam keseimbangan energi dunia serta ketidakmerataan distribusi sumber-sumbernya telah menyebabkan minyak bumi tampil sebagai suatu jenis komoditi yang sangat penting baik secara ekonomis maupun politis.
Adanya penemuan sumber minyak di Konsesi Mathilde yang terletak di sekitar teluk Balikpapan pada awal abad XX telah menarik perusahaan minyak internasional untuk mengadakan kegiatan eksploitasi. Sehingga dibangunlah instalasi penyulingan minyak di teluk Balikpapan untuk mengolah minyak mentah yang telah ditemukan. Seiring berjalannya waktu industri minyak di Balikpapan mulai mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan peningkatan jumlah hasil produksi minyak. Pada tahun 1935 kapasitas produksi kilang minyak BPM di Balikpapan sebesar 35.000 barrel per hari. Kapasitas produksi tersebut membuat kilang minyak BPM di Balikpapan menempati posisi kedua terbesar di Hindia Belanda. Karena posisi yang strategis itu Jepang berusaha menguasai kilang minyak Balikpapan sebelum melanjutkan penyerbuannya ke pulau Jawa. Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai melakukan nasionalisasi kilang minyak Balikpapan untuk menjaga kedaulatan energi nasional.
Industri minyak bumi yang telah berkembang pesat telah mengubah kota Balikpapan dari sebuah kota kecil menjadi metropolis di pinggiran timur Pulau Kalimantan dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Kota ini tumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dari hampir seluruh daratan Kalimantan bagian timur.
Minyak bumi di Balikpapan ternyata memiliki kontribusi penting baik bagi Indonesia maupun bagi Balikpapan sendiri. Melalui buku ini pembaca diajak untuk berkelana dari tingkat yang paling lokal, yaitu Balikpapan, sampai ke tingkat nasional, bahkan internasional karena yang turut andil dalam proses pengeboran sampai pengolahan minyak melibatkan perusahaan-perusahaan internasional. Balikpapan mampu mendunia karena daerah ini menghasilkan sesuatu, yaitu minyak bumi, yang dibutuhkan oleh seluruh manusia.
[Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. – Sejarawan Universitas Airlangga, Surabaya]
Pengarang : AKhmad Ryan Pratama
Editor : La Ode Rabani, M.Hum
Pengantar : Dr. Purnawan Basundoro
Supported by PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan
Sinopsis :
Minyak bumi menjadi benda yang saat ini paling dicari, karena keberadaannya terkait erat dengan mobilitas manusia. Sejak kendaraan bermotor menggantikan alat transportasi hewan, minyak bumi seolah-olah tidak bisa dipisahkan dengan keseharian manusia. Kedudukan kritis minyak bumi dalam keseimbangan energi dunia serta ketidakmerataan distribusi sumber-sumbernya telah menyebabkan minyak bumi tampil sebagai suatu jenis komoditi yang sangat penting baik secara ekonomis maupun politis.
Adanya penemuan sumber minyak di Konsesi Mathilde yang terletak di sekitar teluk Balikpapan pada awal abad XX telah menarik perusahaan minyak internasional untuk mengadakan kegiatan eksploitasi. Sehingga dibangunlah instalasi penyulingan minyak di teluk Balikpapan untuk mengolah minyak mentah yang telah ditemukan. Seiring berjalannya waktu industri minyak di Balikpapan mulai mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan peningkatan jumlah hasil produksi minyak. Pada tahun 1935 kapasitas produksi kilang minyak BPM di Balikpapan sebesar 35.000 barrel per hari. Kapasitas produksi tersebut membuat kilang minyak BPM di Balikpapan menempati posisi kedua terbesar di Hindia Belanda. Karena posisi yang strategis itu Jepang berusaha menguasai kilang minyak Balikpapan sebelum melanjutkan penyerbuannya ke pulau Jawa. Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai melakukan nasionalisasi kilang minyak Balikpapan untuk menjaga kedaulatan energi nasional.
Industri minyak bumi yang telah berkembang pesat telah mengubah kota Balikpapan dari sebuah kota kecil menjadi metropolis di pinggiran timur Pulau Kalimantan dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Kota ini tumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dari hampir seluruh daratan Kalimantan bagian timur.
Minyak bumi di Balikpapan ternyata memiliki kontribusi penting baik bagi Indonesia maupun bagi Balikpapan sendiri. Melalui buku ini pembaca diajak untuk berkelana dari tingkat yang paling lokal, yaitu Balikpapan, sampai ke tingkat nasional, bahkan internasional karena yang turut andil dalam proses pengeboran sampai pengolahan minyak melibatkan perusahaan-perusahaan internasional. Balikpapan mampu mendunia karena daerah ini menghasilkan sesuatu, yaitu minyak bumi, yang dibutuhkan oleh seluruh manusia.
[Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. – Sejarawan Universitas Airlangga, Surabaya]